Kisah Nabi Sulaiman as: Lahir Hingga Wafat (Lengkap). Nabi Sulaiman as adalah anak dari nabi Daud as. Setelah ayahnya wafat, Nabi Sulaiman mewarisi kerajaannya. Allah Swt telah menganugerahkan kepadanya dengan banyak kenikmatan. Ia merupakan raja dan nabi yang terkaya, memiliki kekayaan yang berlimpah, terdiri dari segala logam dan permata yang serba mahal. Istananya berkilau penuh bertaburan intan permata. Ia terkenal adil, bijaksana cerdas karena ilmunya.
Mukjizat Nabi Sulaiman
Allah memberikan karunia kepadanya dengan mukjizat yang banyak. Keistimewaan yang diberikan Allah kepada
Nabi Sulaiman di antaranya ialah ia dapat bepergian kemana-mana dengan mengendarai angin, ia memerintah Jin, ia bisa menguasai bahasa-bahasa binatang dan burung.
"Kemudian kami tundukkan padanya angin yang berhembus dengan baik menurut kemana saja yang dikehendakinya" (QS. Shad 38:36)
Dan Kami tundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (dibawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala" (QS. Saba 34:12)
Kebijaksanaan Nabi Sulaiman
Keadilan dan kebijaksanaannya terbukti sejak ia masih kecil ketika nabi Daud as menghadapi persoalan hukum yang terjadi dalam masalah hasil panen.
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya" (QS. al-Anbiya 21:78-79)
Daud memutuskan kambing untuk yang mempunyai sawah, maka berkatalah Nabi Sulaiman: "Rubahlah putusanmu wahai raja?" Lalu Daud berkata: "Bagaimana kebijaksanaanmu?"Ia berkata: "Pemilik tanaman memberikan bayaran kepada yang mempunyai kambing, setelah diselesaikannya maka yang mempunyai kambing membayar kepada yang mempunyai sawah".
Pada suatu hari, dua orang perempuan membawa dua orang anak keduanya, tiba-tiba datanglah seekor serigala yang menerkam salah seorang anak tersebut, kemudian keduanya berebut anak itu kepada Daud, kemudian nabi Daud memutuskan bahwa anak itu milik yang lebih tua dari keduanya. Kemudian mereka keluar istana.
Lalu Nabi Sulaiman memanggil mereka berdua dan berkata: "Berikan padaku pisau akan aku belah untuk kalian berdua. Maka berkatalah yang lebih muda dari mereka: "Allah memberimu rahmat, wahai nabi! bayi itu adalah anaknya jangan engkau bunuh dia!". Maka kemudian ia putuskan bahwa bayi itu adalah anak yang paling muda dari mereka.
Suatu hari Nab Sulaiman mengatur tentaranya yang terdiri dari manusia, Jin, dan burung-burung diatur dengan tertib dalam barisan. Pada saat sedang berjalan, mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: "Hai sekalian semut! masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak terinjak oleh Sulaiman dengan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari.
Mendengar itu Sulaiman tersenyum dan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri naikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridoi dan masukkanlah aku dengan rahmatMu, ke dalam hamba-hambaMu yang shaleh".
Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Sewaktu Nabi Sulaiman kehabisan air di daerah Yaman, burung Hud-hud mendapat perintah mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tak kembali lagi tanpa memberitahu kepadanya, karena itu Nabi Sulaiman marah. Ia berkata kepada balatentaranya: "Apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengadzabnya dengan adzab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan berita yang terang".
Baru saja Nabi Sulaiman berkata, tidak lama kemudian datanglah burung Hud-hud. "Kemana saja engkau Hud-hud?" Tanya Nabi Sulaiman. "Maafkanlah Ya Rasulullah! Dan aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya, dan kubawa padamu dari negeri Saba suatu berita penting yang meyakinkan"
Kata Hud-hud, "Aku telah tersesat di daerah jauh dari sini. Aku menjumpai seorang wanita, ratu Balqis namanya, yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah. Dan syetan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langi dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kami nyatakan. Allah tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang besar".
Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah marah Nabi Sulaiman. Kemudian ia membuat sepucuk surat kepada ratu Balqis. Dalam pembukaan itu ditulislah:
Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): Dengan Bismillahirrahmanirrahim (menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)" (QS. an-Naml 27:30).
Surat itu berisi seruan untuk menyembah Allah dan menyatakan bahwa Allah yang telah menganugerahkan kerajaan yang besar itu. Karena itu Allah wajib disembah dan janganlah menyembah selain Dia. Surat itu diantarkan oleh burung Hud-hud ke negeri Saba'. Sesampainya di negeri Saba', Hud-hud menjatuhkan surat itu dan kebetulan ratu Balqis sendiri yang menerimanya.
Oleh ratu Balqis surat Nabi Sulaiman itu dibicarakan dalam rapat, dan rapat itu sebagian menyetujui menyerah kepada Nabi Sulaiman dan sebagian lagi tak mau menyerah dan mendesak agar melawan Sulaiman saja. Mereka berkata: "Kia adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat dalam peperangan, dan keputusan berada di tanganmu tuan puteri, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
Ratu Balqis kemudian berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat...dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Perang bisa saja terjadi fikirnya, namun selagi ada jalan damai, mengapa harus berperang. Sedangkan Nabi Sulaiman tidak mengajak berperang. Pendapat Ratu Balqis itu diterima. Kepada burung Hud-hud diserahkan surat balasan. Dalam surat itu diterangkan bahwa ratu Balqis akan mengirimkan utusan menghadap raja Sulaiman.
Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkan segala jin untuk membuat dan mempersiapkan istana yang indah. Halamannya dipenuhi segala permata yang berkilau dengan segala warna.
Kemudian datanglah utusan Ratu Balqis. Alangkah herannya mereka. Semula tidak diduga sedikitpun, bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu menghadap kepada Nabi Sulaiman seraya menyerahkan hadiah dari ratu Balqis kepadanya.
Maka tatkalah utusan itu sampai di hadapan Nabi Sulaiman, ia berkata kepadanya: "Apakah patut kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikanNya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu...Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba') dengan terhina dan mereka menjadi tawanan-tawanan yang hina dina...Kembalilah kalian dan bawalah hadiah-hadiah ini. Katakan kepada ratu Balqis, bahwa aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah Tuhan Allah Yang Maha Esa".
Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba'. Setelah sampai di negerinya mereka menceritakan segala sesuatu yang dialami mereka, dan menyampaikan pesan Nabi Sulaiman. Mendengar hal itu, berkatalah ratu Balqis. Kalau begitu aku sendirilah yang perlu menghadap Nabi Sulaiman". Ia pun menyuruh pembantu-pembantunya untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum ia berangkat kepada nabi Sulaiman.
Sebelum ratu Balqis sampai di istana, Nabi Sulaiman bertanya kepada yang hadir di istana itu, dari para menteri maupun jin-jin:
"Hai pembesar-pembesar! Siapakah di antara kalian yang sanggup memindahkan singgasana ratu Balqis secepat mungkin? Sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang menyerah".
Maka berdirilah jin Ifrit, namanya Kauzan, menyatakan kepada Nabi Sulaiman: "Aku datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum engkau bangun dan singgasanamu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat engkau percaya".
Lalu berdirilah seorang alim menyatakan kemampuannya yang lebih cepat dari jin ifrit itu "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasananya sebelum tuanku mengedipkan mata".
Akhirnya orang alim itu memindahkan singgasana raut Balqis ke istana raja Sulaiman. Maka tatkala Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkarinya. Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". Kemudian ia menyuruh mereka untuk merubahnya sedikit untuk menguji ratu Balqis apakah ia masih mengenalnya atau tidak sama sekali.
Ketika ratu Balqis telah sampai di hadapan Nabi Sulaiman berkatalah Nabi Sulaiman kepadanya: "Apakah serupa ini singgasana kerajaanmu?"
"Sepertinya, singgasana ini singgasana kerajaanku!" jawabnya.
"Betul ini singgasanamu aku bawa kemari dengan mudah karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepadaNya".
Ratu Balqis pun akhirnya menyatakan: "Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya, bahwa engkau seorang Nabi dan raja yang adil oleh karena itu kami menyerah".
Ratul Balqis Masuk Islam
Lalu ratu Balqis dipersilahkan masuk istana yang lainnya yang terbuat dari kaca putih. Ketika ratu Balqis memasuki istana Sulaiman, terhamparlah di depan matanya kerajaan yang indah dan megah, terhampar dengan batu alam, permata yang beraneka warna, sehingga tanpa sadar ia telah menyingkap betisnya, mengangkat gaunnya melihat lantai yang dikiranya kolam air karena air mengalir di bawahnya, dan ikan-ikan terlihat bermain-main di bawah lantai itu. Melihat itu nabi Sulaiman berkata kepadanya:
"Sesungguhnya ini lantai yang terbuat dari kaca yang berkilauan"
Berkata ratu Balqis "Oh, Tuhanku! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan sekarang berimanlah aku kepada Allah bersama Nabi Sulaiman, Tuhan semesta alam". Setelah ratu Balqis masuk Islam maka menikahlah nabi Sulaiman dengan ratu Balqis.
Sebagaimana para nabi-nabi terdahulu nabi Sulaiman pun mendapat cobaan. Allah menggambarkan tentang ujian yang diberikan kepadanya:
"Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat" (QS. Shad 34-45).
Diriwayatkan bahwa Nabi Sulaiman diuji dengan hilangnya cincin kerajaannya selama 40 hari, dan syetan yang bernama Habqieq telah mencurinya, sehingga setelah cincin itu diperolehnya kembali, syetan itu dipenjarakannya dalam besi dan dibuang ke laut. Tetapi adapula yang meriwayatkan bahwa kerajaannya diambil oleh orang lain, namun tidak ada sejarah yang kuat tentang hal ini.
Nabi Sulaiman Wafat
Nabi Sulaiman wafat tanpa diketahui oleh pengikut-pengikutnya yang setia, agar mereka terus menyempurnakan pembangunan masjidil Aqsha yang diperintahkannya. Setelah pembangunan masjid itu selesai terjatuhlah beliau dari kursinya. Umurnya diperkirakan 150 tahun. Dengan mewariskan kerajaannya kepada anaknya Ruhubum. Dan ia membangun Baitul Maqdis pada tahun keempat masa kekuasannya.
Maka tatkala Kami telah menetapkan ajal Nabi Sulaiman, tiadalah yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap (anai-anai) yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia tertelungkup (roboh), tahulan jin itu, bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, niscaya tidaklah mereka tetap dalam siksa kehinaan selama ini" (QS. Saba 34:14)
Jelaslah disini bahwa bangsa jin tidak mengetahui hal-hal gaib. Seandainya mereka tahu, niscaya mereka akan lari dari Sulaiman, sekencang-kencangnya. Menurut riwayat Nabi Sulaiman wafat di Baitul Maqdis,. Beliau sering melaksanakan sholat di masjid dan melakukan tahannuts. Demikianlah kisah Nabi Sulaiman yang kaya raya dan belum pernah diberikan kepada manusia.
0 komentar:
Post a Comment