5+ Karakteristik Cerita Hikayat
Tahukah kamu karakteristik cerita hikayat? Sebagai bagian dari karya sastra lama, hikayat memiliki karakteristik sastra yang unik. Keunikan tersebut terlihat dari alur, tokoh, gaya bahasa, sampai amanat yang terkandung di dalam suatu cerita hikayat. Kita semua tahu bahwa hikayat merupakan jenis prosa berbahasa Melayu yang menceritakan tentang kepahlawanan ataupun kehebatan tokoh lengkap dengan kesaktian dan keanehannya.
Dalam uraian kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan terperinci poin-poin yang menjadi karakteristik dari hikayat. Setelah membaca uraian ini, kami berharap kamu dapat mengetahui dan memahami dengan baik karakteristik hikayat. Berikut ini uraianya:
Terdapat 5 hal yang menjadi karakteristik dari hikayat, yaitu: kemustahilan, anonim, kesaktian, istana sentris, dan arkais. Berikut ini kami jelaskan satu per satu maksud dari masing-masing karakteristik tersebut:
Karakteristik hikayat yang pertama adalah kemustahilannya. Namun, inilah yang membuat cerita hikayat jadi menarik. Kemustahilan hikayat terdiri dari hal-hal yang tidak masuk akal atau peristiwa yang dialami tokoh atau bisa juga keajaiban yang dimiliki oleh tokoh tersebut. Kemustahilan ini tercermin dari sesuatu yang tidak umum atau tidak tidak biasa terjadi di masyarakat, apa lagi di zaman sekarang.
Contoh: Seorang putri keluar dari batu atau Raja berkuda melintasi hutan yang terbakar hebat.
Karakteristik hikayat yang kedua adalah anonim atau tidak diketahui siapa pembuat atau pengarang ceritanya. Sebagian besar hikayat yang kita warisi sekarang ini bersifat anonim. Hal ini disebabkan oleh penyampaian hikayat yang dilakukan secara lisan.
Contoh: Hikayat Indera Bangsawan atau Hikayat Iskandar Zulkarnain
Karakteristik hikayat selanjutnya adalah kesaktian tokoh dalam cerita hikayat. Dalam hikayat, tokoh-tokoh digambarkan sebagai orang yang memiliki kesaktian atau mukjizat, lengkap dengan segala keanehannya.
Contoh: Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa, Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau untuk mengalahkan Buraksa, atau Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan.
Karakteristik hikayat yang keempat adalah bersifat istana sentris, yaitu menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh di lingkungan istana atau kerajaan, seperti Raja dan kerabat Raja. Selain tokoh, setting / latar cerita juga menggambarkan kehidupan sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang Raja.
Bacaan Terkait:
Karakteristik hikayat yang terakhir adalah menggunakan bahasa Melayu klasik tempo dulu yang mungkin terdengar aneh karena jarang di gunakan atau di dengar oleh kita sekarang ini. Hal ini disebabkan karena hikayat berkembang pada zaman dahulu, dimana bahasa Melayu klasik umum digunakan pada waktu itu dalam percakapan sehari-hari. Kira-kira sekitar abad ke-18.
Contoh: Bejana, titah, upeti, maka, hatta.
Demikianlah penjelasan tentang Karakteristik Hikayat. Bagikan materi ini kepada teman yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment