5+ Kaidah Kebahasaan Cerpen
Seperti apa kaidah kebahasaan yang berlaku pada cerpen? Penting diketahui, cerpen memiliki kaidah kebahasaan terkait cara pembuatan atau penulisan cerpen. Secara sederhana, kaidah dapat diartikan sebagai patokan atau aturan yang telah baku dalam penulisan sebuah teks. Sebagai salah satu teks karya sastra, cerpen juga memiliki kaidah ini yang membedakannya dengan bentuk karya sastra lainnya.
Nah, pada kesempatan ini, kami akan memaparkan secara jelas dan terperinci mengenai apa saja yang termasuk ke dalam kaidah kebahasaan cerpen. Setelah membaca uraian ini, kami berharap pembaca dapat mengetahui dan memahami poin-poin penting yang terkait dengan kaidah kebahasaan tersebut. Berikut ini uraiannya:
Kaidah kebahasaan cerpen dapat pula disebut sebagai ciri atau karakteristik karangan cerita pendek dari segi penggunaan bahasa. Kaidah tersebut mengatur cara pengarang dalam menyusun sebuah cerpen. Umumnya, karangan teks berupa cerita pendek memuat kaidah-kaidah bahasa berikut ini.
Kaidah kebahasaan cerpen yang pertama adalah penggunaan kata sifat. Jenis kata ini akan sering digunakan dalam membangun kata dan kalimat untuk membentuk rangkaian cerita. Para tokoh yang terlibat dalam cerpen sering dideskripsikan kepribadian maupun penampilan fisiknya menggunakan kata sifat. Contohnya: perawakannya gagah, sosoknya tinggi, rambutnya memutih, dan lain-lain sebagainya.
Kaidah kebahasaan cerpen yang kedua adalah penggunaan kata keterangan. Dalam sebuah cerpen, kata keterangan berfungsi untuk mendeskripsikan latar, baik itu latar tempat maupun latar waktu. Bagi kamu yang suka membaca cerpen, pasti kamu akan temukan kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar tersebut. Contohnya: di kebun teh yang menghijau, di malam hari yang gelap, dan lain sebagainya.
Kaidah kebahasaan cerpen yang ketiga adalah terkait dengan penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung. Para penulis cerpen harus piawai menggunakan dua jenis kata ini, dimana penerapannya sering kita lihat berguna untuk membangun percakapan dalam cerpen.
Materi Cerpen Terkait:
Kaidah kebahasaan cerpen yang keempat adalah gaya bahasa atau majas. Cerpen sering juga menggunakan majas untuk memperkaya keindahan cerita. Paling sering digunakan adalah majas yang memiliki sifat konotasi, misalnya: mulut terminal, memanggang bus, bajing loncat, pucuk langit, dan sebagainya.
Kaidah kebahasaan cerpen yang terakhir adalah umumnya menggunakan bahasa yang tidak baku atau tidak formal. Penggunaan bahasa itu dimaksudkan agar pembaca bisa lebih akrab dengan cerpen yang dibacanya.
Demikianlah penjelasan tentang Kaidah Kebahasaan Cerpen. Bagikan materi ini kepada mereka yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment