Pastilah, banyak di antara kita yang senang membaca novel. Apalagi, beberapa tahun terakhir kita dimanjakan dengan kehadiran novel-novel best seller hasil garapan para penulis handal Indonesia. Sebuat saja yang terkenal seperti "Trilogi Laskar Pelangi hasil karangan novelis Andera Hirata. Bahkan, novel ini telah diterjemahkan di banyak negara. Namun, di antara sekian banyak pembaca novel tersebut belum tentu memahami unsur intrinsik sebuah novel.
Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan penjelasan seputar unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam sebuah novel. Semoga dengan kehadiran artikel ini bisa membantu pembaca sekalian dalam memahami unsur penting yang membentuk sebuah novel tersebut.
Sebelum kami berikan poin-poin penting unsur intrinsik novel, mungkin ada baiknya kita perjelas terlebih dahulu pengertian atau definisi dari unsur intrinsik novel ini. Pada umumnya, unsur intrinsik sering diartikan sebagai unsur yang ada di dalam sebuah karya sastra, dan ikut membentuk susunan karya sastra tersebut. Jadi, unsur ini bisa disebut sebagai unsur pembangun.
Jika merujuk pada pengertian umum di atas, maka unsur intrinsik novel adalah unsur yang terdapat di dalam novel dan bertanggung jawab dalam pembentukan sebuah novel hingga tercipta menjadi novel yang layak dinikmati oleh pembaca. Bukan hanya pada novel, unsur ini secara umum terdapat juga di dalam bentuk karya sastra lainnya, seperti cerpen, drama, puisi, dan lain-lain.
Beberapa referensi menyebutkan bahwa
unsur intrinsik novel itu ada 5 (lima), yaitu tema, amanat, penokohan, alur, dan latar. Referensi yang lain menyebutkan 6 (enam) dengan menambahkan unsur tambahan yaitu tokoh (memisahkan tokoh dan penokohan). Ada juga yang memberikan 7 unsur intrinsik dengan menambahkan satu unsur lagi di dalamnya, yaitu sudut pandang. Tetapi, menurut kami, unsur intrinsik novel secara lengkap ada 8, yaitu tema, amanat, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Delapan poin inilah yang akan kami uraikan lebih lanjut secara terperinci.
Contoh Unsur Intrinsik Novel
Kami juga akan menampilkan beberapa contoh dari masing-masing unsur intrinsik novel tersebut. Materi kali ini akan menggunakan penggalan-penggalan cerita dari novel Kemarau karangan novelis terkenal Indonesia, A.A. Navis. Baiklah, berikut ini unsur-unsur intrinsik novel dan contohnya:
Unsur intrinsik novel yang pertama adalah tema. Secara sederhana, tema dapat diartikan sebagai topik atau masalah utama yang akan diceritakan dalam novel. Tema akan mempengaruhi seluruh unsur cerita, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Di dalam tema itu pula kita bisa mengetahui maksud dan tujuan dari pengarang menuliskan novelnya, meskipun tidak dituliskan secara eksplisit.
Contoh Tema Novel
Tema novel dapat terbagi menjadi dua, yaitu tema utama dan tema bawahan atau tema yang berfungsi sebagai tema pendukung. Tema sebuah novel dapat dilihat pada contoh penggalan cerita berikut ini yang kami ambil dari Novel Kemarau. Novel Kemarau mengambil tema tentang
kesadaran seseorang setelah mengalami kepahitan dan kesenangan hidup. Rumusan tema tersebut dapat kita ketahui lewat penggalan cerita:
Kadang-kadang terpikir juga olehku, mengapa Tuhan melemparkan manusia ini? Apakah untuk mengumpulkan segala dosa belaka? Kalau untuk memperoleh dosa, buat apa kita hidup? Tapi pikiran itu, pikiran orang yang berputus asa. Hidup ke dunia ini bukanlah untuk mengumpulkan dosa, tapi untuk melawan dosa yang mau menyusup ke diri kita. Kita harus berjuang melawannya. Berjuang ulet tanpa ampun. Pedomannya hanya satu untuk melawan dosa itu, yakin berpegang pada aturan Tuhan, mengerjakan suruhan-Nya, dan menghentikan apa yang dilarang-Nya.
2. Amanat atau Pesan Novel
Amanat atau pesan adalah unsur intrinsik selanjutnya dari novel. Sebuah novel yang kita baca, sebenarnya tidak hanya berisi rangkaian cerita saja. Tetapi, lebih dari itu penulis hendak menyampaikan amanat berisi pesan kepada para pembacanya. Amanat atau pesan tersebut dapat kita ketahui melalui penggalan-penggalan dalam kisah yang diceritakan sebuah novel.
Contoh Amanat atau Pesan Novel
Berikut ini kami berikan penggalan cerita yang terdapat di dalam novel Kemarau yang berisi amanat tentang larangan menikah dengan saudara kandung:
Tuhan telah melarang orang bersaudara saling menikah. Mengapa Tuhan melarang? Apa alasannya yang konkret, Iyah? Tuhan membuat hukum itu punya alasan konkret. Kalau Tuhan membiarkan orang kawin bersaudara, menyebabkan hidup ini jadi sempit. Manusia hanya mengenal dan menghormati orang dalam lingkungan yang kecil saja, yakni lingkungan keluarga. Padahal Tuhan menghendaki manusia seluruh dunia berkembang dalam saling mengenal dan bersaudara, saling mengawini tanpa memandang perbedaan kulit. Permusuhan antar bangsa, antar suku, akan lenyap kalau di antara mereka saling mengawini. Akan tumbuh rasa persaudaraan dan persahabatan yang hakiki. Itulah tujuan Tuhan melarang manusia kawin dengan saudaranya. Tapi Tuhan pun mengadakan sanksi hukum bagi pelanggar larangan-Nya itu. Turunan orang yang kawin bersaudara akan menderita cacat jasmani dan rohani. Turunannya akan memikul akibat-akibat yang tidak sempurna sebagai manusia. Sukakah kau Iyah, seandainya cucu-cucumu menderita akibat dari perkawinan anak-anakmu?
3. Tokoh Novel
Unsur intrinsik novel yang ketiga adalah tokoh, yaitu para pelaku cerita dalam sebuah novel. Dalam sebuah cerita, tokoh berperan sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya mengapa sehingga tokoh dalam sebuah cerita menempati posisi yang strategis. Dalam sebuah novel , tokoh terdiri dari:
- Tokoh utama, yaitu tokoh yang mendominasi isi cerita, selalu ditampilkan secara terus-menerus, atau tokoh penting.
- Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang perannya hanya sekali atau beberapa kali saja dalam cerita.
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh tempat melekatnya watak, karakter, atau nilai-nilai kebaikan.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang berkebalikan dengan protagonis. Tokoh ini menjadi tempat melekatnya watak, karakter, atau nilai-nilai keburukan. Tokoh ini sering menjadi penyebab konflik dalam novel.
Contoh Tokoh Novel
Kalau Anda sudah membaca Novel Kemarau, maka pastilah bisa mengenal tokoh utama dalam novel tersebut, yaitu:
Sutan Duano dan
Iyah (pasangan suami istri yang diceritakan dalam novel).
4. Penokohan
Penokohan adalah unsur intrinsik selanjutnya dari sebuah novel. Beberapa referensi menggabungkan unsur penokohan dengan tokoh, namun kami memisahkannya karena kami anggap secara substantif berbeda. Jika tokoh mengacu kepada nama-nama pelaku yang terlibat dalam cerita, maka penokohan berbicara tentang watak atau karakter dari seluruh pelaku tersebut.
Contoh Penokohan
Kita ambil saja contoh yang telah disebutkan di atas, Sutan Duano dan Iyah. Dalam novel Kemarau, Sutan Duano memiliki watak dan karakter bijaksana, teguh pendirian, dan selalu menegakkan kebenaran.
Hal tersebut tergambar dari penggalan cerita berikut ini:
Walau apa katamu terhadapku, walau kauhina kaucaci maki aku, kaukutuki aku, aku terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan telah melarangnya, ooo, itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi, Iyah, yakin kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan.
Sementara itu, istri dari Sutan Duano, Iyah memiliki watak atau karakter
keras kepala dan selalu menentang keputusan Sutan Duano. Hal tersebut tergambar dari penggalan cerita berikut ini:
Pahit terasakan olehmu menerima kenyataan ini? Demikian juga aku. Tapi aku tak jadi layu seperti kau sekarang. Aku menjadi tegar berkat tempaan kemalangan yang selalu kuderita akibat kauusir dulu. Kusediakan diriku dihantam kutukan Tuhan setiap hari. Kurelakan dosa-dosa merintis jalan ke neraka dengan sadar, asal mereka tetap berbahagia sebagai suami istri.
5. Alur atau Jalan Cerita Novel
Unsur intrinsik novel selanjutnya adalah alur atau jalan cerita. Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah novel. Pemahaman tentang alur akan memudahkan pembaca untuk memahami peristiwa dalam sebuah novel. Alur terbagi atas alur maju dan alur mundur dan memiliki unsur-unsur penting yang terdiri dari: peristiwa, konflik, dan klimaks. Unsur inilah yang membuat novel terasa hidup dan kita sebagai pembaca akan menikmati ceritanya.
Contoh Alur Novel
Sebagai contoh novel Kemarau menggunakan alur maju yang diselingi sesekali bagian-bagian tertentu menengok peristiwa lampau. Pucak atau klimaks dari permasalahannya adalah ketika Sutan Duano dan Iyah bertengkar hebat. Iyah memukuli suaminya itu sampai berlumuran darah. Hal tersebut tergambar dari penggalan cerita berikut ini:
Iyah pergi ke belakang. Diambilnya sepotong kayu. Lalu ia kembali ke ambang pintu ruangan tengah itu. Lalu katanya lagi dengan tegas. "Aku bukan main-main. Hanya dua pilihanmu. Diam atau berangkat dari sini sekarang juga."
"Tuhan di pihak yang benar. Maka tak kupilih kedua-duanya," kata Sutan Duano.
Iyah mendekati Sutan Duano dari belakang. Diangkatnya kayu itu tinggi-tinggi. "Mereka tidak boleh tahu," katanya.
"Mesti," jawab Sutan Duano. Tapi tiba-tiba ia terpekik, oleh pukulan di kepalanya. Ia cepat berdiri. Tapi pukulan Iyah bertubi-tubi menghantam kepalanya, sebelum ia sempat tegak. Iyah terus memukul. Memukul tanpa ampun. Sutan Duano ambruk dan rebah ke lantai dan kepalanya mengucurkan darah. Iyah terus juga hendak memukuli Sutan Duano. Didekatinya laki-laki itu. Dan diayunkannya lagi kayu itu. Tapi tiba-tiba Masri datang. Kayu itu direbutnya. "Mengapa ibu?" tanya Masri.
6. Latar atau Setting Novel
Latar atau setting adalah unsur intrinsik novel. Latar berkaitan dengan tempat, waktu, suasana, dan lingkungan sosial tempat berlangsungnya peristiwa dalam novel. Jadi, latar sebuah novel, baik itu tempat, waktu, dan suasana bisa bermacam-macam tergantung dimana dan kapan sebuah peristiwa terjadi.
Contoh Latar Novel
Sebagian latar dari novel Kemarau yang bisa kita ketahui berdasarkan penggalan cerita berikut ini:
Setelah dibayarnya sewa beca itu, diedarkannya pandangannya berkeliling. Dilihatnya rumah-rumah sekitar yang bagus dengan atapnya daripada genteng. Ditolaknya pintu besi pada gerbang. Apik benar halaman rumah itu dengan bunga yang menghiasinya. Serumpun pohon bogenvil tumbuh di sebelah kiri. Di bawahnya tersusun bangku kayu dan ditengahnya sebuah meja kecil. Semua dicat aneka warna. Dekat situ sebuah papan jongkatan dan sebuah buaian.
7. Sudut Pandang Novel
Unsur intrinsik novel selanjutnya adalah sudut pandang, yaitu unsur yang berkaitan dengan pengarang novel. Dalam pengertian sederhana, sudut pandang adalah cara atau pandangan yang dipakai oleh pengarang dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai kejadian atau peristiwa dalam sebuah novel. Jadi, sudut pandang berkaitan tentang kedudukan pengarang berdasarkan cara pandangnya terhadap jalan cerita dan tokoh-tokoh dalam cerita itu.
Contoh Sudut Pandang Novel
Sebagai contoh, novel Kemarau menggunakan sudut pandang orang ketiga. Orang ketiga berarti pengarang atau penulis berada di luar cerita, tetapi ia turut mengatur jalannya cerita. Kadang-kadang, pengarang novel Kemarau mendikte para pembaca melalui pembicaraan tokoh utamanya. Hal tersebut tergambar dalam penggalan cerita berikut ini:
Sebentar lagi mereka akan pulang. Kaulihatlah nanti, betapa bahagianya mereka. Mereka sudah punya dua orang anak yang manis-manis. Malah hampir tiga. Kalau mereka kauberitahukan, bahwa mereka bersaudara kandung, mereka pasti bercerai sebagai suami istri. Kalau mereka mengerti, kalau mereka beriman dan tawakal seperti kau, kalaulah mereka berprinsip hidup seperti kaukatakan tadi, tidaklah sulit bagi masanya yang akan datang. Tapi kalau tidak, hancurlah hari kemudiannya. Ambruklah kehidupannya sekali lagi, lebih remuk daripada kehidupannya yang dulu tersebab kau. Kalau mereka bercerai, anak-anak mereka hendak jadi apa? Tiga orang anak yang tak tahu-menahu, cobalah kaupikir.
8. Gaya Bahasa Novel
Gaya bahasa adalah unsur intrinsik dari sebuah novel. Gaya bahasa adalah cara penulis membahasakan rangkaian cerita yang ditulisnya. Gaya bahasa ada kaitannya dengan budaya setempat penulis.
Contoh Gaya Bahasa Novel
Sebagai contoh, novel Kemarau pada umumnya menggunakan bahasa segar dan menarik. Penulisnya menggunakan bahasa atau istilah dari daerahnya sendiri, yaitu bahasa "Minang". Berikut ini kami beri contoh penggalan ceritanya, istilah Minang akan kami tulis miring.
"Soalnya memang begitulah. Setiap hari, kalau kami melihat guru mengangkut air dari danau, kami seolah disindir, seolah guru umpati, seolah guru marahi. Jadi, bedo kami karenanya. Lain halnya dengan guru tidak mengangkut air itu lagi, tentu kami tidak merasa tersindir, tidak merasa dimarahi. Tentu kami akan terus datang mengaji setiap kamis."
"Betul?" kata Rajo Mantari tercengang.
Demikianlah penjelasan tentang
Unsur Intrinsik Novel dan Contoh Lengkap. Bagikan materi ini kepada orang yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment