Berasal dari daerah manakan Tari Remo? Yah benar, tarian ini berasal dari Provinsi Jawa Timur. Tarian daerah ini sangat populer di daerah bagian timur Pulau Jawa dan sekitarnya. Tari ini menjadi bukti ketinggian cita rasa seni dari masyarakat Jawa Timur yang mampu menciptakan dan melestarikan tarian seindah ini. Masyarakat Jawa Timur patut berbangga dengan warisan seni budaya ini.
Tari Remo
Bagi Anda yang penasaran seperti apa bentuk tarian ini, Anda bisa berkunjung ke Jawa Timur untuk menyaksikan langsung pementasannya. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam acara-acara tertentu, seperti festival kesenian daerah, penyambutan tamu, upacara kenegaraan, dan lain-lain. Gerakan yang lincah dan dinamis dari penarinya menjadi daya tarik tersendiri dari tarian ini.
Nah, pada kesempatan ini kami akan menjelaskan materi seputar Tari Remo, yaitu tentang asal daerah Tari Remo, properti yang digunakan, gerakan, dan keunikan dari tarian ini. Semoga setelah membaca uraian ini, kita bisa mengetahui dan memahami Tari Remo sebagai salah satu tarian daerah di nusantara.
Asal Daerah Tari Remo
Tari Remo adalah tarian yang berasal dari salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yaitu Jombang, tepatnya di kecamatan Diwek Di desa Ceweng. Pada awalnya tarian ini adalah tarian pengantar pada pertunjukan ludruk. Namun, dalam perkembangannya Tari Remo sering dipentaskan secara terpisah untuk acara penyambutan tamu agung.
Tarian ini bercerita tentang pangeran yang sedang berjuang di medan laga melawan musuh dengan gagah berani. Awalnya, tarian ini diperuntukkan bagi laki-laki sebagai representasi seorang pangeran. Namun, dalam perkembangannya tari Remo juga ditarikan penari perempuan, sehingga muncul gaya tari remo yang lain, yaitu Remo Putri atau tari remo yang dipentaskan penari putri.
Tari Remo diciptakan oleh seorang penari jalan dari Desa Ceweng, Kecamatan Diwek. Profesi ini memang banyak digeluti oleh masyarakat Jombang pada masa itu. Menurut catatan sejarah, Tari Remo adalah tarian khusus untuk penari laki-laki. Hal ini berkaitan dengan peran khusus pangeran yang memang disematkan kepada laki-laki. Tari Remo mempertunjukkan kisah perjuangan pangeran dalam sebuah medan pertempuran. Oleh karena itu, sisi kemaskulinan dibutuhkan untuk menggambarkan sosok pangeran.
Tari-Tarian Lainnya:
Sejarah Tari Remo di awal perkembangannya dibuat khusus sebagai tarian pembuka pada kesenian Ludruk. Namun, seiring berjalannya waktu tarian ini sering dipentaskan secara terpisah pada acara-acara tertentu di Jawa Timur. Tari Remo sering dipertunjukkan pada festival kesenian daerah atau acara penyambutan tamu kenegaraan yang tidak hanya ditarikan oleh pria, tetapi juga oleh wanita.
Keunikan Tari Remo yang berasal dari Jawa Timur ini antara lain sebagai berikut:
Karakteristik utama dari gerakan Tari Remo adalah kelincahan gerakan kaki yang dihentakkan secara dinamis. Hentakan kaki itu terasa lebih hidup dan dinamis berkat hadirnya kerining atau lonceng kecil yang ada di kaki penari. Saat penari menghentakkan kaki atau melangkah, lonceng kecil ini akan berbunyi. Ciri lain dari gerakannya adalah banyaknya variasi gerakan, seperti:
Secara filosofis, Tari Remo memiliki makna yang sangat dalam yang terkandung dalam setiap gerakannya. Masing-masing dari gerakan ini menyimpan makna yang mengandung arti yang sangat dalam. Gerakan-gerakan bermakna dari Tari Remo tersebut antara lain:
Busana atau pakaian yang digunakan oleh para penari Tari Remo terbagi menjadi empat gaya, yaitu gaya Jombangan (Jombang), gaya Malangan (Malang), gaya Surabayan (Surabaya), dan gaya Sawunggalingan (Sawunggaling). Perbedaan gaya ini tampaknya berdasarkan ciri khas Tari Remo dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Tari Remo diiringi musik gamelan, yang umumnya terdiri dari bonang penerus, bonang babok/barung, kempul, kenong, kethuk, seruling, slentem siter, gambang, saron, dan gong. Sedangkan, jenis irama yang dibawakan sebagai pengiring Tari Remo adalah Tropongan dan Jula-Juli, tetapi kadang-kadang digunakan pula irama Gedok Rancak, Gending Walangkekek, Krucilan atau gendang-gending kreasi baru.
Penari harus mampu menyeleraskan setiap gerakannya dengan alat musik yang mengiringinya agar pertunjukan Tari Remo menjadi sempurna. Tantangan tersendiri dari gerakannya adalah kesesuaian antara suara gelang lonceng di kaki penari dengan musik saat kaki dihentakkan.
Oleh karena itu, desain panggung Tari Remo dibuat tersendiri terpisah dari kesenian Ludruk. Tata tempatnya berbeda-beda menyesuaikan jenis acara dan adat istiadat tempat pementasan dilaksanakan. Namun, pada dasarnya tidak ada aturan khusus mengenai tata letak panggung dari tarian ini. Semuanya menyesuaikan saja dengan komposisi acaranya.
Tari Remo paling baik dipentaskan pada panggung dengan desain lantai atau kayu yang keras agar bunyi lonceng di kaki bisa terdengar dengan nyaring. Lonceng itulah yang menjadi ciri khas dari tarian ini, bunyinya selaras dan padu dengan musik pengiring tarian.
Demikianlah penjelasan tentang Tari Remo. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Tarian ini bercerita tentang pangeran yang sedang berjuang di medan laga melawan musuh dengan gagah berani. Awalnya, tarian ini diperuntukkan bagi laki-laki sebagai representasi seorang pangeran. Namun, dalam perkembangannya tari Remo juga ditarikan penari perempuan, sehingga muncul gaya tari remo yang lain, yaitu Remo Putri atau tari remo yang dipentaskan penari putri.
Sejarah Tari Remo
Tari Remo diciptakan oleh seorang penari jalan dari Desa Ceweng, Kecamatan Diwek. Profesi ini memang banyak digeluti oleh masyarakat Jombang pada masa itu. Menurut catatan sejarah, Tari Remo adalah tarian khusus untuk penari laki-laki. Hal ini berkaitan dengan peran khusus pangeran yang memang disematkan kepada laki-laki. Tari Remo mempertunjukkan kisah perjuangan pangeran dalam sebuah medan pertempuran. Oleh karena itu, sisi kemaskulinan dibutuhkan untuk menggambarkan sosok pangeran.
Tari-Tarian Lainnya:
Sejarah Tari Remo di awal perkembangannya dibuat khusus sebagai tarian pembuka pada kesenian Ludruk. Namun, seiring berjalannya waktu tarian ini sering dipentaskan secara terpisah pada acara-acara tertentu di Jawa Timur. Tari Remo sering dipertunjukkan pada festival kesenian daerah atau acara penyambutan tamu kenegaraan yang tidak hanya ditarikan oleh pria, tetapi juga oleh wanita.
Keunikan Tari Remo
Keunikan Tari Remo yang berasal dari Jawa Timur ini antara lain sebagai berikut:
- Gerak tari banyak dilakukan di tempat (tanjak). Gerak tangan kanan melempar sampur atau selendang.
- Busana tari remo adalah baju hem lengan panjang, celana tanggung, selempang, dan topi kepala.
Gerakan Tari Remo
Karakteristik utama dari gerakan Tari Remo adalah kelincahan gerakan kaki yang dihentakkan secara dinamis. Hentakan kaki itu terasa lebih hidup dan dinamis berkat hadirnya kerining atau lonceng kecil yang ada di kaki penari. Saat penari menghentakkan kaki atau melangkah, lonceng kecil ini akan berbunyi. Ciri lain dari gerakannya adalah banyaknya variasi gerakan, seperti:
- Mengibaskan sampur atau selendang,
- Gerakan gelengan dan anggukan kepala sang penari yang licah,
- Ekspresi wajah penari yang riang gembira, dan
- Posisi kaki penari yang membentuk kuda-kuda menjadikan tarian ini semakin gagah, lincah, dan atraktif.
Makna Tari Remo
Secara filosofis, Tari Remo memiliki makna yang sangat dalam yang terkandung dalam setiap gerakannya. Masing-masing dari gerakan ini menyimpan makna yang mengandung arti yang sangat dalam. Gerakan-gerakan bermakna dari Tari Remo tersebut antara lain:
1. Gerakan Gedrug
Gerakan Gedrug dalam Tari Remo adalah hentakan kaki ke bumi. Gerakan ini memiliki makna bahwa manusia harus sadar dengan kehidupannya yang ada di muka bumi ini.2. Gerakan Gendewa
Gerakan Gendewa dalam Tari Remo memiliki makna gerakan manusia yang seperti anak panah dilepaskan dari busurnya. Gerakan ini sangat cepat.3. Gerakan Tepisan
Gerakan Tepisan dalam Tari Remo mengandalkan kecekatan dan kecepatan tangan dengan cara menggesek-gesekkan kedua telapak tangan. Gerakan ini mengandung makna penyatuan kekuatan lain dari alam kepada diri manusia.4. Ngore Rekmo
Gerakan Ngore Rekmo dari Tari Remo memiliki makna simbol merias diri, menggambarkan seseorang yang sedang menata rambut.5. Tatasan
Tatasan dalam Tari Remo memiliki makna kemampuan seorang manusia dalam menangkap sesuatu yang akan membahayakan dirinya.6. Tranjalan
Tranjalan dalam Tari Remo memiliki makna bahwa manusia dalam hidupnya selalu berusaha memelihara diri sendiri, membersihkan diri dari segala kotoran yang akan mempengaruhi sifat maupun prilaku manusia.7. Ceklekan
Dalam Tari Remo ceklekan diibaratkan sebagai ranting-ranting pohon yang patah. Gerakan ini dipusatkan pada gerakan patah-patah pada siku.8. Klepatan
Klepatan dalam Tari Remo mengandung makna upaya manusia untuk menghindarkan diri dari segala bahaya yang datang pada dirinya. Sehingga, manusia dituntut harus selalu waspada.9. Nglandak
Nglandak dalam Tari Remo memiliki makna simbol gerak yang mirip dengan binatang Landak.10. Telesik
Telesik dalam Tari Remo memiliki makna bahwa di sekitar manusia terdapat suatu kekuatan yang mampu membawa perubahan pada diri manusia.11. Bumi Langit
Gerakan bumi langit dalam Tari Remo mengandung makna tentang kesadaran manusia yang hidupnya terletak di antara bumi dan langit. Manusia berada di atas bumi untuk melaksanakan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.Busana Tari Remo
Busana atau pakaian yang digunakan oleh para penari Tari Remo terbagi menjadi empat gaya, yaitu gaya Jombangan (Jombang), gaya Malangan (Malang), gaya Surabayan (Surabaya), dan gaya Sawunggalingan (Sawunggaling). Perbedaan gaya ini tampaknya berdasarkan ciri khas Tari Remo dari berbagai daerah di Jawa Timur.
1. Gaya Sawunggalingan (Sawunggaling)
Busana Tari Remo gaya Sawunggalingan yaitu bagian atas hitam dengan model pakaian khas abad ke-18, celana yang terbuat dari kain beludru berwarna hitam dilengkapi hiasan emas dan kain batik di pinggang dilengkapi hiasan sabuk dan keris. Pada paha kanan penari terdapat selendang yang menggantung sampai mata kaki.2. Gaya Surabayan (Surabaya)
Busana atau pakaian Tari Remo gaya Surabayan terdiri dari baju tanpa kancing berwarna hitam gaya kerajaan abad ke-18, ikat kepala merah, celana sebatas pertengahan betis yang dikaitkan dengan jarum emas, setagen yang diikat dipinggang, sarung batik pesisiran yang menjuntai sampai ke lutut, serta keris menyelip di belakang. Penarinya menggunakan dua selendang, yang mana satu di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Kaki penari dilengkapi pula dengan gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.3. Gaya Malangan (Malang)
Busana atau pakaian Tari Remo gaya Malangan hampir sama dengan busaya gaya Surabayan. Tetapi, celananya yang panjang sampai menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.4. Gaya Jombangan (Jombang)
Busana atau pakaian Tari Remo gaya Jombangan hampir mirip dengan gaya Sawunggaling, namun kaos pada penarinya diganti dengan rompi. Sedangkan, untuk busana penari putri menggunakan sanggul atau simpul di rambut yang dihiasi melati, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, menggunakan satu selendang yang disematkan di bahu, dan memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai lutut.Musik Pengiring Tari Remo
Tari Remo diiringi musik gamelan, yang umumnya terdiri dari bonang penerus, bonang babok/barung, kempul, kenong, kethuk, seruling, slentem siter, gambang, saron, dan gong. Sedangkan, jenis irama yang dibawakan sebagai pengiring Tari Remo adalah Tropongan dan Jula-Juli, tetapi kadang-kadang digunakan pula irama Gedok Rancak, Gending Walangkekek, Krucilan atau gendang-gending kreasi baru.
Penari harus mampu menyeleraskan setiap gerakannya dengan alat musik yang mengiringinya agar pertunjukan Tari Remo menjadi sempurna. Tantangan tersendiri dari gerakannya adalah kesesuaian antara suara gelang lonceng di kaki penari dengan musik saat kaki dihentakkan.
Panggung Tari Remo
Pada awalnya panggung Tari Remo menggunakan panggung pada kesenian Ludruk karena fungsinya sebagai tarian pembuka pada pertunjukan Ludruk. Sebelum kesenian Ludruk dimulai, Tari Remo akan dipentaskan oleh penari laki-laki sebagai tarian pembuka. Namun dalam perkembangannya, Tarian Remo ditarikan secara terpisah untuk acara-acara tertentu, seperti penyambutan tamu agung.Oleh karena itu, desain panggung Tari Remo dibuat tersendiri terpisah dari kesenian Ludruk. Tata tempatnya berbeda-beda menyesuaikan jenis acara dan adat istiadat tempat pementasan dilaksanakan. Namun, pada dasarnya tidak ada aturan khusus mengenai tata letak panggung dari tarian ini. Semuanya menyesuaikan saja dengan komposisi acaranya.
Tari Remo paling baik dipentaskan pada panggung dengan desain lantai atau kayu yang keras agar bunyi lonceng di kaki bisa terdengar dengan nyaring. Lonceng itulah yang menjadi ciri khas dari tarian ini, bunyinya selaras dan padu dengan musik pengiring tarian.
Demikianlah penjelasan tentang Tari Remo. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment